Kamis, 21 Maret 2013

KEBUDAYAAN BALI


Kebudayaan Bali

 
 Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa PenidaPulau Nusa LembonganPulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang danAustralia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
MUSIK
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.
TARI
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.
Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak dan Tari Pendet. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sang Hyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya. Penari belia sedang menarikan Tari Belibis, koreografi kontemporer karya Ni Luh Suasthi Bandem. Pertunjukan Tari Kecak., Tarian wali, Sang Hyang Dedari, Sang Hyang Jaran, Tari Rejang, Tari Baris, Tarian bebali, Tari Topeng, Gambuh, Tarian balih-balihan, Tari Legong, Arja, Joged Bumbung, Drama Gong, Barong, Tari Pendet, Tari Kecak, Calon Arang, Tari Janger.
PAKAIAN DAERAH
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Pria
Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
Udeng (ikat kepala), Kain kampuh, Umpal (selendang pengikat), Kain wastra (kemben), Sabuk, Keris, Beragam ornamen perhiasan, Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.
Wanita
Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada., Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:, Gelung (sanggul), Sesenteng (kemben songket), Kain wastra, Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada, Selendang songket bahu ke bawah, Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam, Beragam ornamen perhiasan. Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
RUMAH ADAT
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
Alangkah baiknya agar kita selalu menjaga kebudayaan yang ada di Indonesia agar tetap lestari. Bali dengan keindahan yang dimilikinya membuat para wisatawan gemar berkunjung kesana. Walaupun banyak budaya barat yang masuk ke bali kita harus tetap melestarikan budaya Indonesia dan bangga terhadapnya.

Senin, 11 Maret 2013

KEBUDAYAAN JAWA BARAT


Kebudayaan Jawa Barat
Seperti halnya kita ketahui bahwasanya Indonesia seringkali disebut sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya, sebutan itu memang sangat benar bila kita lihat dari semua keanekaragaman Budaya, Bahasa, Ras dll yang ada di Indonesia. Semua itu merupakan peninggalan leluhur yang sangat berharga untuk Indonesia yang wajib untuk kita lestarikan. Akan tetapi terkadang Indonesia belum bisa mengolah semuanya dengan baik, bahkan banyak budaya Indonesia yang diklaim oleh negara lain. Oleh karena itu,kita sebagai generasi muda saat ini dan untuk ke depannya diharapkan dapat melestarikan dan menjaga budaya negara sendiri.
Pada artikel kali ini saya akan sedikit memaparkan beberapa contoh kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya yang berasal dari Jawa Barat. Budaya Jawa Barat banyak sekali contohnya saja seperti pencak silat, tari jaipong, kacapi suling, angklung, dll. Mungkin yang akan saya jelaskan pada artikel kali ini masih sebagian kecil dari budaya jawa barat, Contohnya  yaitu sebagai berikut :

1. Pencak Silat, merupakan suatu seni beladiri yang berasal dari Indonesia. Dalam perkembangannya kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan. Pencak silat terdiri dari empat aspek, seperti aspek bela diri, aspek seni budaya, aspek mental spritual, dan aspek olahraga. Ke empat aspek tersebut sangatlah penting dalam persilatan. Nama "pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan.







2.      Tari Jaipong, Tari ini diciptakan oleh seorang seniman asal BandungGugum Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat.merupakan sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda, Jawa Barat. Dan tarian ini cukup popular  di Indonesia. Tari Jaipong bisa di pertunjukan oleh satu orang bahkan bisa lebih dari satu,dua orang. Tari jaipong di iringi oleh musik yaitu Degung. Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari.










3.   Kacapi Suling, merupakan sejenis musik instrumental yang bergantung pada improvisasi dan populer di provinsi Jawa Barat yang menggunakan dua alat music kecapi dan suling. Kecapi suling masih berhubungan dengan tembang Sunda. Kecapi suling adalah bentuk kesenian tatar sunda. Selain instrumentalia, disajikan juga lagu-lagu yang rumpakanya disesuaikan dengan kebutuhan acara yang digelar. Lagunya bisa juga diambil dari lagu-lagu Tembang Sunda. Dewasa ini Kecapi Suling banyak disukai kaum muda. Berikut contoh gambar Kecapi suling:






4. AngklungAngklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.









Beberapa contoh diatas merupakan penjelasan dari sebagian  budaya Jawa Barat yang ada, akan tetapi masih banyak lagi selain dari contoh-contoh di atas yang dapat kita cari tahu lebih lanjut misalnya melalui media internet, apabila kita tidak mengetahuinya. Sebagai generasi muda alangkah baiknya apabila kita menjaga dan melestarikan beragam budaya yang ada di Indonesia agar anak cucu kita nanti masih dapat merasakan kebudayaan asli Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kita tentang budaya dan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.