Selasa, 28 Juli 2015

Surat Untuk Calon Suamiku




Assalamualaikum wr.wb

Dear Calon Suamiku,,,

Apakabar Imanmu hari ini..??
Sudahkah harimu ini engkau awali dengan rasa syukur kepada Allah swt ? karena dapat menatap kembali fananya hidup ini.
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah ku genggam??

Wahai Calon Suamiku...
Taukah engkau betapa Allah swt mencintaiku dengan hebatnya?
Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya kenapa Allah swt selalu mengujiku tepat dihatiku yang paling dalam ini.
Namun aku tahu jawabannya,
Allah swt tau dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingatNya kembali mencintaiNya. Ujian demi ujian insha Allah membuatku lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu.

Calon Suamiku...
Entah dimana dirimu sekarang, tapi aku yakin Allah swt pun mencintaimu sebagaimna Dia mencintaiku.
Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah keshalihan, semoga sama halnya dengan dirimu.
Aku masih haus akan ilmu. Tuntunlah aku untuk selalu menimba ilmu di jalan Allah swt.

Wahai Calon Suamiku...
Setelah menjadi istrimu nanti, aku berharap menjadi pendamping yang sholehah agar kelak di Surga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang sholeh.
Sebenarnya, aku ini pencemburu berat, tapi kalau Allah swt dan Rasulullah lebih kau cintai dari pada aku, aku ridha. Aku harap begitu pula dirimu.
Aku yakin kaulah yang ku butuhkan.

Calon Suamiku...
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah Islam dari pernikahan kita.
Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah swt.
Bunga akan indah pada waktunya, yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah ku persiapkan diri ini sebaik-baiknya bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik, meski bukan umat yang terbaik tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.

Caon Suamiku...
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Itulah yang kini ku hadapi, kelak saat kita tengah bersama maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan dirku yang akan memahamimu.
Bersabarlah. Do'aku selalu bersamamu.
Agar Allah swt memudahkan jalanmu untuk menjemputku sebagai bidadarimu..

Semoga Allah selalu menjaga imanmu...


Wasalamualaikum wr.wb


Firda Maryana


NB : (From google and edited by me)




Sabtu, 25 Juli 2015

I ❤ You Ayah



Ayah . . . . .

      Bagi setiap anak ayah adalah sosok pahlawan yang sangat dibanggakan nya. Seorang guru yang mengajarkan banyak hal, mulai dari sikap, perkataan serta perbuatan nya. Saat seorang ayah memiliki putri kecil ia pasti akan menjaganya dengan penuh kehati-hatian. Sedangkan saat seorang ayah memiliki putra kecil, biasanya ia akan mengajarkan arti dari tanggung jawab. Setiap anak tentunya selalu ingin membahagiakan kedua orang tuanya. 

      Sama seperti halnya firda sangat sayang sama ayah dan ibu. Meskipun saat ini ayah udh tertidur lelap dan bahagia di sisi Allah swt, tapi begitu banyak hal positif yang pernah ayah ajarin untuk firda. Saat ini firda, ka mira dan winda lah yang harus selalu menjaga ibu. Ayah adalah seorang guru, dosen, pengarang buku, programmer,  koordinator komputer, yang sangat menginspirasi ketiga putri ayah. Dulu ayah adalah seorang programmer di salah satu rumah sakit terkenal di daerah Jakarta , namun seiring perkembangan waktu ayah mendapat panggilan jiwa untuk menjadi seorang guru. Ayah bekerja begitu kerasnya tapi tak sedikitpun ayah berkata lelah. Saat pagi hari mulai senin-jumat ayah mengajar di salah satu yayasan sekolah SD-SMA terkenal didaerah jakarta, malam harinya ayah mengajar mahasiswanya sebagai seorang dosen di beberapa sekolah tinggi. Hari Sabtunya ayah menjadi maintenence dan koordinator komputer di salah satu sekolah Islam di bilangan Jakarta. Dan hari minggu ayah memberikan waktu untuk keluarga dan anak-anaknya. Namun saat ayah berfikir untuk melanjutkan studinya , ayah memutuskan dan mengambil waktu di hari minggu untuk melanjutkan kuliah S-2nya.

          Ayah adalah seorang laki-laki yang tegas, lebih suka berfikir secara logis, sangat menyayangi ibu dan anak-anaknya, asik, gaul, suka olahraga (terutama bulu tangkis) , menjiwai komputer (mulai dari ngerakit komputer sampe jadi , buat aplikasi , ya pokoknya komputer emang bidang ayah) , dan ayah sangat tertarik dengan dunia pendidikan. Kalo ditanya ayah bilang... ya namanya udah panggilan jiwa, saat bisa berbagi ilmu dengan orang lain atau bisa bantu seseorang dengan ilmu yang ayah miliki ayah seneng. Ngajar itu asik! Bahkan saat beberapa hari setelah ayah meninggal, banyak sekali murid dan mahasiswa ayah yang datang kerumah beserta rekan-rekan kerja ayah. Ada perkataan dari salah satu mahasiswa ayah yang nyentuh hati banget ... 

"Bu, saya sangat bangga dengan bapak". ujar salah satu mahasiswa ayah
"Memangnya kenapa dek?", tanya ibu
"Saya bangga dengan beliau bu, bapak selalu hadir ke kampus saat perkuliahan untuk mengajar kami malam hari hanya untuk beberapa jam, dan tak pernah beliau mengeluh sedangkan jarak dari tempat beliau bekerja di yayasan cukup jauh dengan kampus. Kadang malah kami yang suka bercandain bapak , pak emangnya bapak gak cape ya?". ujar mahasiswa ayah

Lalu kata mahasiswa ayah, ayah berkata demikian...

"Saya kesini bukan untuk mengejar uang ataupun pujian, tapi karena ilmu ini. Saya sudah punya tanggung jawab untuk menyampaikan ilmu ini kepada kalian. Kalau dibilang hanya karena uang , ya gak seberapalah sama tenaga yang dikeluarin. Ya, alasan nya cuma satu karena saya harus menyampaikan ilmu ini, kalau rezeki insha allah akan selalu mengikuti karena sudah ada yang mengatur."

        Denger kata-kata mahasiswa ayah ini, air mata langsung menetes :'( . Ternyata begitu hebatnya ayah.. ayah firda sendiri.. Yah.. firda bangga, sayang banget sama ayah.. gak ada kata-kata lagi yang bisa diucapin selain I LOVE YOU AYAH.

      Saat ayah meninggal emg firda, ka mira, winda, sangat kaget dan gak menyangka kalau ayah yang kami sangat sayang pergi ke hadapan Allah swt. Ayah itu royal dan sayang banget sama keluarganya. Ayah juga disiplin, kalo udah bilang gak boleh ya gak boleh, sebelum ayah bilang gak boleh ayah pasti berfikir dulu. Sering ko ayah bilang boleh. Biasanya gak boleh itu kalo nginep, main jauh, pulang malem tentunya, ya pokoknya ayah mau anaknya bener dan terjaga.


     Ayah adalah partner terbaik untuk bertanya. Baik itu mengenai pelajaran ataupun saat ingin membeli sesuatu barang, karena biasanya selera ayah itu bagus.

Terakhir kalinya ayah tersenyum bangga dan meledek saat firda bisa mentutor suatu materi lab yang sebelumnya banyak bertanya ke ayah.

"Wah, anak ayah senyam-senyum nih. Wah sukses nih tutornya. Lancar nih kayaknya , akhir2 ini udah gak nanya ke ayah lagi. Udah bisa dong ya gak nanya-nanya ayah lagi haha. Bagus harus gitu belajar yang rajin anak ayah" , ucap ayah sambil nyolek senyam senyum

"Ih ayah, siapa dulu ayahnya", sambil peluk ayah

"Tuh, fd ayah isinya banyak materi perkuliahan, kalo ada yg mau dicari baca aja dari fd ayah itu materinya lengkap dan contohnya ayah yg buat sendiri jadi kamu gampang pahamnya", lanjut ayah kasih fd

Gak kerasa itulah saat saat terakhir ayah..

yah....

Sampai kapan pun ayah akan ada selalu di hati firda, ka mira, winda, dan ibu.

Semua sikap, dan apa yang telah ayah ajarkan akan selalu kami ingat.

Meski sedih kehilangan ayah, tapi firda yakin Allah swt lebih menyayangi ayah disana. aamiin

Melihat ayah yang begitu bersemangat, firda jadi terinspirasi dan ingin menjadi seorang dosen untuk melanjutkan perjuangan ayah insha allah. Tapi gatau juga sih hehe, entah apapun pekerjaan firda nanti, semoga akan baik dan membawa berkah. aamiin


❤ You Ayah