Senin, 10 Februari 2014

CINTAKU INDONESIAKU



Adakah sebuah titik terang yang akan menghiasi lembaran kertas yang buram? ataupun akankan turun setetes embun yang akan melengkapi indahnya pagi dan menjadikan rerumputan tersenyum menyambut sinar abadi yang amat megahnya. Mungkin di dunia ini banyak sekali manusia beruntung yang dapat menjalankan kehidupan normalnya dengan hanya menjentikkan jarinya namun ada pula manusia lain yang harus mencari jarum dalam tumpukan jerami untuk mencari secercah cahaya terang dalam perjalanan panjangnya. Itulah hidup. Berbicara mengenai lembaran kehidupan, mungkin mereka yang memiliki lembaran buram, dikarenakan  ulah mereka sendiri. Karena pada hakekatnya pemilik lembaran itu sendiri yang dapat memberikan sentuhan warna sesuai apa yang diinginkan nya. Aku yakin Allah SWT tidak akan pernah berdiam diri  dan pasti akan memberikan petunjuk bagi hambanya yang ingin berusha di jalan yang di ridhoinya. Bagaimana dengan ceritaku? Akankah Sesui dengan warna yang ingin aku torehkan pada lmbaran kanvas kosong miliku. Aku tahu, ya aku tahu. inginku menghias lembaran ini dengan warna yang mungkin sangat di idam-idamkan oleh seluruh pemilik lembaran lain nya. Putih . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . warna itulah yang tersirat dibenakku , ada apa dengan warna putih? Mungkin secara umum putih dihubungkan dengan beberapa arti diantaranya kemurnian, kebersihan, serta kesederhanaan. Aku juga ingin menghiasnya dengan warna merah. Kenapa? Karena merah mengimplikasikan semangat, energi, serta  kehangatan.  Mengapa harus kedua warna itu? Jawabannya karena mereka menggambarkan diriku dan rasa yang amat menggelora untuk mewujudkan mimpi dan harapanku pada negeri ini. Disinilah aku tinggal? Ataukah disin aku dilahirkan?  Ya ,aku dilahirkan di tanah air Indonesia. Negeri yang amat kaya dengan beragam budaya dan amat aku cintai. Satu Tujuan perjalanan panjang ini hanyalah melihat sebuah senyum merekah yang amat indahnya di wajah ayah dan ibu. aku ingin sekali membuat ayah dan ibu bangga. Karena merekalah alasan yang kumiiki untuk terus menjalani dan menghias kanvas putih yang aku miliki. Impian terbesarku Aku ingin menjadi secercah sinar yang menerangi lembarn buram atau bahkan aku ingin menjadi bintang yang bersinar ditengah malam bagi negeri ini. Alangkah indahnya apabila melihat senyum yang terpancar dari raut wajah ayah dan ibu serta seluruh bangsa Indonesia yang berdiri menatap bangga kepadaku. Karena di sinilah aku akan memulai langkah keclku yang nantinya akan menjadi sebuah langkah besar dan dijadikan catatan bersejarah dalam naskah cerita kehidupanku saat aku telah dewasa, akankah bangsa ini percaya dan memberikan apresiasi bagi para pejuangnya di tengah keterbatasan yang ada. Apakah aku diterima atau bahkan dilecehkan. Semua kekhawatiran itu itu tak menyurutkan tekatku untuk terus melangkah . Laksana Kuda yang berlari kencang akupun akan berlari untuk meraih mimpiku kawan. Apapun yang akan menerpaku di depan nanti semuanya aku jalani dengan lapang dada serta senang hati. Dan inilah kisahku. Namaku Yulia Maharani. Aku hanyalah seorang gadis kecil yang tinggal di desa Mekarjaya, Sukabumi. Aku hanya satu-satunya anak abi dan umi. Saat ini aku brusia 15 tahun, usia tersebut memang usia seorang remaja yang sedang duduk dibangku sma pada umumnya. Dan aku termasuk salah seorang anak yang beruntung yang bisa merasakan nikmatnya bangku sekolah. SMA Harapan Nusa 1 adalah tempat dimana aku menuntut ilmu.
Bell sekolah pun berdering…. Pertanda upacara bendera hari Senin akan dsegera dilaksanakan.
“Hei, maaf boleh aku minta tolong”, ucap suara yang memanggilku dengan lembut
“iya, aya naon ya?”, ucapku sambil tersenyum
“Boleh Aku berbaris dibelakangmu?  Perkenalkan namaku Sari , aku teman sekelasmu. Namamu siapa?”, Tanya Sari dengan senyum merekah dan terlihat celah celah yang bersinar diantara giginya yang putih
“Nami abdi Yulia. Panggil saja Yuli. Hayu atuh kadieu sar, Ajak ku dengan senang hati
“Yuli maaf aku gak bisa bahasa sunda, ya ngerti sedikit sih. Aku baru saja pindah ke sukabumi karena ayahku dinas disini. Jelas Sari
“Kamu asal mana sar? Yaudah atuh bicara bahasa Indonesia saja. Saya juga biasa berbahasa Indonesia hanya saja orang-orang disini kadang berbahasa sunda Sar. Tidak Usah khawatir” Ucapku sambil menepuk pundak Sari.
“Aku Asal Jawa, terimakasih Yul”, ucapnya melirik kearahku
Upacara bendera pun selesai. Selanjutnya aku dan Sari pergi ke kelas untuk memulai pelajaran di hari pertama masuk sekolah.
Traaak….. Kudengar seperti ada benda yang terjatuh
Aku menoleh kebelakang , dan kulihat sebuah buku tulis bersampul coklat dengan pita berwarna pink terjatuh tepat dibelakangku.
Tanpa aku berfikir lagi , ku ambilkan buku tersebut dan kuletakkan diatas mejanya.
“Terimakasih”, ucap seorang siswa laki-laki yang wajahnya seperti orang ambon itu
Entah kenapa aku merasa ada tatapan aneh yang ia tujukkan kepadaku. Mungkin hari ini aku akan mengetahui apakah aku akan diterima dikelas ini. Tetapi entahlah aku mengurungkan niatku untuk menanyakan nya.
Aku kembali mencari tempat duduk, aku dan Sari duduk dibangku paling depan dekat dengan meja guru.
“Selamat Pagi anak-anak..Saya adalah walikelas kalian. Saya mengajar mata pelajaran matematika. Selamat belajar dan semangat ya siswa-siswi bangsa Indonesia dari kelas 10.4, saya harap kalian semua dapat belajar dengan tekun agar bisa berprestasi nantinya dan membawa nama baik sekolah. Aamiin” Jelas wanita cantik itu
Mndengar ucapan nya hatiku tersentak. Dapatkah aku menjadi salah satu dari siswa yang akan berprestasi disini. Dapatkah aku menmanggakan Indonesia. Negeri yang amat aku cintai ini. Dan akankah sebuah senyuman nan indah tercipta di raut wajah abi dan umi. Entahlah. Tapi seketika itu muncul semangat yang tiba-tiba berhembus dari ucapan wanita itu.
Saat tu kami belajar dengan hikmat sampai bel istirahat berbunyi.
“Wahai pemudi pemuda Indonesia, tangan bajumu singsingkan untuk Negara….…”Berbunyilah bel istirahat dengan lantunan lagu wahai pemudi-pemuda yang semakin membuat hati ini terperangah dan termotivasi
“Yul, ayo kita ke kantin.. aku gak bawa bekel hari ini” Ajak Sari dengan lembut
“Ayo Sar kebetulan aku juga tidak membawa makan siang” Jawabku
Seketika sampai di depan kantin sekolah aku bertemu lagi dengan anak laki-laki ambon itu, ia kembali menatapku dengan tatapan yang tidak biasanya.
Saat itu bel berbunyi dan seluruh siswa-siswi mempersiapkan diri untuk pulang kerumah masing-masing.
Sesampainya dirumah..
“Assalamualaikum…Umi Uli pulang…”
Waalaikumsalam, anak umi sudah pulang rupanya. Bagaimana hari pertamamu disekolah nak?” Tanya Umi penasaran
“Alhamdulillah Umi harinya menyenangkan. Uli punya teman baru umi namanya Sari, dia pindahan dari Jakarta. Hanya saja….” Jawabku meragu
Uli, begitulah biasanya umi memanggilku. Hanya umi  dan abi yang memanggilku demikian, ada seorang lagi yang memanggilku seperti itu ya dia teman kecilku. hanya saja ia sudah lama pergi ikut dengan orang tuanya ke Bengkulu. Umi pun melanjutkan perbincangan.
“Ada apa dengan anak umi ini?
Apa yang menggnggu pikiranmu nak?”Tanya umi
“Uli bertemu dengan seorang anak laki-laki tetapi ia selalu saja menatap uli dengan tatapan yang aneh umi, aku khawatir umi” Tegasku kepada umi
“Jangan khawatir, mungkin itu hanya perasaan mu saja . Umi yakin mereka akan menerima uli. Sini peluk umi.”Jelas Umi menenangkanku
Jawaban umi cukup menenangkanku.Akupun kembali ke kamar dan mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ibu guru.
“Selamat pagi anak-anak, ibu ingin menyampaikan mengenai info pentas seni yang akan diadakan di sekolah kita kurang lebih 1 bulan yang akan datang. Akan diadakan beberapa lomba seni diantaranya tari tradisional, menyanyi solo, menyanyi grup, band, puisi, pidato, pencak silat dan yang lain nya. Bagi yang ingin mengikuti lomba silahkan mendaftar ke panitia.” Jelas Bu guru
“Wah ada lomba menyanyi Yul, aku ingin daftar. Kamu ingin ikut lomba apa ?” Tanya Sari
Sejenak hatiku terdiam seakan ingin menjawab pertanyaan sari namun sekali lagi hatiku meragu, entah harus bagaimana aku menghilangkan keraguan ini.
“eeeeemmm, aku masih bingung. Mungkin nanti aku pikir-pikir dulu ya” Jawabku
Ditengah perjalanan pulang aku berfikir tentang perkataan kakek saat aku masih kecil dulu. Sambil ku langkahkan kaki ini menuju rumah, teringat saat kakek masih terlihat bugar dan duduk disampingku sambil bercerita.
“Kau tau tidak, dulu kakek pernah menjadi atlet Indonesia? Padahal saat itu kakek baru berumur 18tahun.” Ucap kakek
“Wah kakek hebat. Kakek menjadi atlet apa waktu umur kakek 18 tahun? Apa aku bisa seperti kakek menjadi anak yang membanggakan bagi Indonesia ini?” Tanyaku
“Tentu saja Yuli bisa. Yuli kan cucu kakek satu-satunya. Kakek yakin Yuli bahkan bisa jauh lebih hebat daripada kakek waktu muda. Yuli jangan khawatir, Yuli masih muda masa depan masih panjang, Yuli sendiri yang dapat menentukan jalan Yuli. Jangan pernah patah semangat yah cucu kakek yg paling cantik ini.” Ucap kakek sambil memelukku
“Tapi kek yuli kan tidak seperti orang normal lain nya, apa bisa mebawa nama Indonesia dengan keadaan seperti ini?” Tanyaku sambil meneteskan air mata
 “Yuli jangan takut, ada allah swt disetiap langkah mu, kakek tau  yuli ingin menari di  depan banyak orang tanpa kurang sdikit pun. Tapi ingat, kita hanya manusia yang bisa berusaha dan menerima keadaan kita. Kakek yakin Yuli bisa membanggakan Indonesia karena Yuli cucu kakek yang paling hebat” Ucap kakek dan kembali memelukku
“Iya kek Yuli janji suatu hari nanti saat sudah besar, Yuli akan menari di depan seluruh penonton dalam keadaan apapun itu agar bisa membanggakan Indonesia,dan melanjutkan perjuangan kakek.  Kakek janji ya akan duduk di bangku paling depan dan melihat Yuli ya kek?” Tanyaku kepada kakek
“Iya kakek janji akan melihat Yuli” Jawab kakek
Sejak saat itu aku bertekat akan menyalurkan bakat yang aku miliki. Aku sangat suka menari, sejak kecil aku sering mengikuti lomba namun terkaang kondisiku lah yang tidak memungkinkan aku untuk mengikuti lomba. Aku tak pernah patah semangat karena ada umi, abi, dan kakek yang selalu mendukungku.
Aku ingin seperti kakek menjadi seorang warga Negara Indonesia yang bisa membawa nama baik Negaranya. Kakeklah semangatku. Namun sejak kepergian kakek, aku seperti kehilangan sebelah sayapku yang selalu menopang saat aku terbang berkelana. Kakek terkena struke berat sejak aku duduk dibangku smp. Tapi kata-kata kakek tidak pernah luput dari ingatanku.
“Uli hati-hati kalau jalan jangan melamun”, Ucap suara mengagetkanku
Ternyata si ambonlah yang memanggilku demikian. Terfikirkan olehku mengapa ia memanggilku Uli bukankah hanya Umi dan Fajar sahabat kecilku yang memanggilku begitu. Si ambon itu biasa dipanggil barok di kelas.
“eemmmm…terimakasih. Maaf, mengapa barok memanggiku uli? Hanya saja sungguh jarang sekali yang memanggillku seperti itu”Tanyaku pada barok
“Maaf ya kalau aku mengagetkanmu, ya aku mengetahui panggilan itu dari Fajar.”Jelas barok
“Fajar? Kau kenal dengan Fajar? Dimana dia sekarang, sungguh sudah lama aku tak melihatnya.” Ucapku pada barok
“Fajar ada di Bengkulu , ia adalah sahabat karibku saat aku pernah tinggal di Bengkulu bersama orangtuaku dulu.  Ia sering bercerita tentangmu. Tentang keunikan seorang gadis yang lengan nya sudah tidak seperti orang normal lain nya. Karena itu aku sering memperhatikanmu. Oia, Bulan depan Fajar akan pergi ke Jakarta untuk mewakili Bengkulu di acara SEAGAMES  bidang renang Yul ” Jelas Barok dengan bangga.
“Pantas saja, kupikir kau akan mentertawakan keadaanku rok dengan keadaan tanganku yang cacat, Fajar? Sungguh hebat sahabat kecilku itu sudah dapat mewakili kotanya untuk mengikuti lomba renang. Andai aku bisa mengkuti langkahnya dan dapat membawa nama baik Sukabumi ke mata dunia. Bahkan bukan hanya Sukabumi tapi Indonesia negeri yang amat aku cintai” Ucapku kepada Barok
“Kudengar kau amat pandai menari Yul, kenapa kau tidak mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba pentas seni sekolah? Konon katanya pemenangnya yang akan mewakili Sukabumi dalam pembukaan acara SEAGAMES yang akan diadakan di Indonesia bulan depan.
“Aku pernah gagal karena keadaan tanganku ini, apa kalau aku mencobanya aku akan gagal lagi dan mereka akan memandangku?” Ucapku
“Sungguh beruntungnya dirimu Yul, ku dengar kau pernah menjuarai beberapa perlombaan tari, hanya saja dirimu yang kurang percaya diri dengan keadaan mu. Aku yakin kau pasti bisa Uli”. Ucap fajar sambil tersenyum
            Sejenak ucapan Fajar mejadi titik tolak kembalinya semangat untuk melanjutkan mimpiku dan kakek.Ya, aku akan mengikuti lomba di acara pentas seni sekolah dan aku akan pergi mewakili Sukabumi di acara pembukaan SEAGAMES dan akan bertemu Fajar. Demi Indonesia, apapun keadaanku sekarang aku harus tetap bersemangat.
Tanggal 25 Januari acara pentas seni sekolah dilaksankan dan aku adlah salah satu dari peserta lomba. Ingin rasanya jantungku ini berdegup dengan cepat saat dan namaku dianggil untuk menunjukan sebuah tarian daerah yang akan di lombakan nantinya . Senyuman mengawali gerakanku dalam tiap gerakan. Seakan merasa bahwa akulah seorang yang sedang menari di depan kakek. Teringat olehku akan janji kakek yang akan melihatku di bangku paling depan. Tak kulihat kakek disana. Namun saat tanganku yang cacat ini mulai menggerakan jemariku, ku lihat sebuah cahaya yang amat terang bersinar di depan panggung  tempatku menari. Mungkin itu kakek yang sedang melihatku, tak sadar pertunjukan sudah selesai dan tinggal menunggu pengumuman .
Dag.. dig..dug , bagaikan bedug yang sedang dipukul seperti itulah rasanya hatiku yang campur aduk. Tepat pukul 17.00 pembawa acara akan mengumumkan pemenang lombanya. Aku Sari, Barok dan teman teman lain nya duduk sambil menunggu pengumuman dengan hati yang campur aduk.
“Yuli aku yakin kaulah yang akan mewakili Sukabumi.” Ucap Sari menyemangatiku
“Sungguh aku tidak layak Sar, aku hanya gadis yang berkeinginan mewujutkan impian ku untuk membawa nama baik Indonesia.” Jawabku
“Yul, bagaimana jika kaulah pemenangnya? Kau akan bertemu Fajar di acara SEAGAMES nanti, ku harap kaulah pemenangnya Yul. Karena tarian mu tadi membuat para penonton terkesima.” Ucap Barok meyakinkanku
“Selamat Sore, teman-teman semua. Sore ini Ibu akan memgumumkan pemenang acara pentas seni sekolah kita yang tercinta ini. Ada beberapa cabang olahraga dan seni yang nantinya sebgai juara pertama kalian akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara pembukaan SEAGAMES yang akan diselenggarakan di Indonesia dan dapat membanggakan  sekolah kita ini dan tentu saja membanggkan Indonesaia.” Ucap Ibu Amira walikelasku tercinta
Saat beberapa pemenang lomba telah dibacakan, giliran lomba tarilah yang akan diumumkan siap pemenangnya. Pemenang ketiga dan kedua pun telah diumumkan dan tak juga kudengar namaku disebut. Apalah yang diharapkan dari gadis cacat sepertiku.
“ Ibu akan mengumumkan pemenang juara satu lomba tari  yang akan mewakili sekolah kita tercinta ini ke acara pembukan SEAGAMES, dan pemenagnya adalah……” ucap Ibu Amira mendebarkan
“ YULIA MAHARANI” Ucap suara itu dengan lantang
Entah apa yang aku dengar itu salah atau tidak yang jelas aku disuruh maju keatas panggung dan memang benar itu adalah namaku yang dipanggil oleh bu Amira.
Berdiri aku menatap seluruh warga sekolah diatas panggung sambil menggenggam sebuah piala bertuliskan “JUARA 1 Udiberikan kepada YULIA MAHARANI”.
Semua teman-teman memberikan ucapan selamat bagiku. Guruku mengatakan bahwa seminggu lagi aku akan mengikuti pelatihan untuk mengikuti acara pembukaan SEAGAMES.
“Umiiiii….Abiiii Uli pulang…” Ucapku terburu-buru
“Ada apa ini anak Abi pulang sambil berteriak seperti itu?” Tanya abi penasaran
“Abi lihat ini apa yang Uli bawa? Ini piala buat abi dan umi. Uli menang lomba tari abi, Uli akan pergi ke Jakarta bertemu Fajar Abi.” Ucapku kepada abi dengan gembira
Abi tidak suka Uli masih mamaksakan diri. Abi khawatir kalau-kalau Uli terjatuh lagi dan akan berbahaya bagi kondisi anak abi ini.” Ucap abi melarangku
“Tapi abi, uli akan meawakili Sukabumi di acara pembukaan SEAGAMES , Uli sangat ingin mewakili Indonesia, menari di depan banyak orang dan menjadi anak Indonesia yang berprestasi seperti kakek. Ini janji Uli abi untuk umi, abi dan kakek.” Jelasku kepada Abi
“Bi, mengapa abi melarang Uli? Umi yakin Uli akan bisa membanggakan Indonesia. Anak umi ini hebat bi. Uli tnang saja umi akan dukung.” Sambung umi menyemangatiku
“Baiklah abi akan merestui Uli, tapi Uli harus janji kalau Uli sudah menjadi anak bangsa yang berprestasi jangan pernah sombong. Abi hanya khawatir. Abi saying Uli” Ucap abi sambil memelukku
“Terimakasih Abi, terimakasih Umi.” Jawabku sambil memeluk abidan umi
Hari ini acara SEAGAMES akan dilaksanakan aku sangat bangga, karena banyak anak Indonesia yang berasal dari berbagai daerah akan bertanding dan unjuk diri dengan bakat yang amat beraneka ragamnya. Apakah hari ini aku akan bertemu Fajar. Semua terpaut di pikiranku yang amat bahagia ini.
Acara pembukaan SEAGAMES berlangsung dengan meriah. Aku menari dengan 5 orang beruntung lain nya dalam acara pembukaan itu. Mereka berasal dari berbagai dareah. Acara itu berlangsung sampai sore. Tak jua aku bertemu dengan Fajar.
Aku pun pulang kembali ke Sukabumi sambil membawa sebuah piagam penghargaan. Begitu bangganya aku dapat menari di depan banyak orang.
Sesampainya dirumah sesuatu mengagetkanku. Aku melihat seseorang duduk bersama abi dan umi entah siapa orang itu. Saat itu aku mengucapkan salam dan melihat wajahnya. Muka nan bersinar itu sudah lama sekali tak ku lihat.
“Uli apa kabar?” Tanya nya kepadaku
“Fajar? Kau kah itu? Alhamdulillah aku baik-baik saja.” Jawabku
“Iya ini aku Fajar, sungguh rindu aku pada Uli. Banyak sekali yang ingin aku ceritakan pada anak Indonesia yang cantik dan berprestasi ini.” Ucap Fajar kepadaku
“Fajar, Uli juga amat merindukanmu. Seharusnya Uli yang bangga dengan fajar karena Fajar yang mewakili Indonesia dalam lomba renang di acara SEAGAMES kan? Sungguh hebat dirimu.” Ucapku tersenyum kepada Fajar
“Sudah-sudah hayu anak umi dan abi bersiap-siap , fajar juga ya kita akan sholat berjamaah.” Ucap abi kepada aku dan Fajar
Ku lihat piagam ku dan piala yang aku dapatkan. Sebuah senyum terpancar di raut wajahku. Aku sudah mencapai mimpiku untuk terus menari. Menjadi anak bangsa yang berprestasi. Bahkan dengan kejadian ini aku dapat bertemu lagi dengan Fajar.
Umi, abi, kakek , fajar, semua teman-teman , keberhsilan ini untuk kalian semua. Satu yang tak pernah luput dari ingatanku. INDONESIA ini semua ku persembahkan untukmu. CINTAKU INDONESIAKU.