Adakah sebuah titik terang yang akan menghiasi lembaran kertas yang buram? ataupun akankan turun setetes embun yang akan melengkapi indahnya pagi dan menjadikan rerumputan tersenyum menyambut sinar abadi yang amat megahnya. Mungkin di dunia ini banyak sekali manusia beruntung yang dapat menjalankan kehidupan normalnya dengan hanya menjentikkan jarinya namun ada pula manusia lain yang harus mencari jarum dalam tumpukan jerami untuk mencari secercah cahaya terang dalam perjalanan panjangnya. Itulah hidup. Berbicara mengenai lembaran kehidupan, mungkin mereka yang memiliki lembaran buram, dikarenakan ulah mereka sendiri. Karena pada hakekatnya pemilik lembaran itu sendiri yang dapat memberikan sentuhan warna sesuai apa yang diinginkan nya. Aku yakin Allah SWT tidak akan pernah berdiam diri dan pasti akan memberikan petunjuk bagi hambanya yang ingin berusha di jalan yang di ridhoinya. Bagaimana dengan ceritaku? Akankah Sesui dengan warna yang ingin aku torehkan pada lmbaran kanvas kosong miliku. Aku tahu, ya aku tahu. inginku menghias lembaran ini dengan warna yang mungkin sangat di idam-idamkan oleh seluruh pemilik lembaran lain nya. Putih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . warna itulah yang tersirat dibenakku , ada apa dengan warna putih? Mungkin secara umum putih dihubungkan dengan beberapa arti diantaranya kemurnian, kebersihan, serta kesederhanaan. Aku juga ingin menghiasnya dengan warna merah. Kenapa? Karena merah mengimplikasikan semangat, energi, serta kehangatan. Mengapa harus kedua warna itu? Jawabannya karena mereka menggambarkan diriku dan rasa yang amat menggelora untuk mewujudkan mimpi dan harapanku pada negeri ini. Disinilah aku tinggal? Ataukah disin aku dilahirkan? Ya ,aku dilahirkan di tanah air Indonesia. Negeri yang amat kaya dengan beragam budaya dan amat aku cintai. Satu Tujuan perjalanan panjang ini hanyalah melihat sebuah senyum merekah yang amat indahnya di wajah ayah dan ibu. aku ingin sekali membuat ayah dan ibu bangga. Karena merekalah alasan yang kumiiki untuk terus menjalani dan menghias kanvas putih yang aku miliki. Impian terbesarku Aku ingin menjadi secercah sinar yang menerangi lembarn buram atau bahkan aku ingin menjadi bintang yang bersinar ditengah malam bagi negeri ini. Alangkah indahnya apabila melihat senyum yang terpancar dari raut wajah ayah dan ibu serta seluruh bangsa Indonesia yang berdiri menatap bangga kepadaku. Karena di sinilah aku akan memulai langkah keclku yang nantinya akan menjadi sebuah langkah besar dan dijadikan catatan bersejarah dalam naskah cerita kehidupanku saat aku telah dewasa, akankah bangsa ini percaya dan memberikan apresiasi bagi para pejuangnya di tengah keterbatasan yang ada. Apakah aku diterima atau bahkan dilecehkan. Semua kekhawatiran itu itu tak menyurutkan tekatku untuk terus melangkah . Laksana Kuda yang berlari kencang akupun akan berlari untuk meraih mimpiku kawan. Apapun yang akan menerpaku di depan nanti semuanya aku jalani dengan lapang dada serta senang hati. Dan inilah kisahku. Namaku Yulia Maharani. Aku hanyalah seorang gadis kecil yang tinggal di desa Mekarjaya, Sukabumi. Aku hanya satu-satunya anak abi dan umi. Saat ini aku brusia 15 tahun, usia tersebut memang usia seorang remaja yang sedang duduk dibangku sma pada umumnya. Dan aku termasuk salah seorang anak yang beruntung yang bisa merasakan nikmatnya bangku sekolah. SMA Harapan Nusa 1 adalah tempat dimana aku menuntut ilmu.
Bell sekolah pun berdering…. Pertanda upacara bendera hari Senin akan
dsegera dilaksanakan.
“Hei, maaf boleh aku minta tolong”, ucap suara yang memanggilku dengan
lembut
“iya, aya naon ya?”, ucapku sambil tersenyum
“Boleh Aku berbaris dibelakangmu? Perkenalkan namaku Sari , aku teman sekelasmu.
Namamu siapa?”, Tanya Sari dengan senyum merekah dan terlihat celah celah yang
bersinar diantara giginya yang putih
“Nami abdi Yulia. Panggil saja Yuli. Hayu atuh kadieu sar, Ajak ku
dengan senang hati
“Yuli maaf aku gak bisa bahasa sunda, ya ngerti sedikit sih. Aku baru
saja pindah ke sukabumi karena ayahku dinas disini. Jelas Sari
“Kamu asal mana sar? Yaudah atuh bicara bahasa Indonesia saja. Saya juga
biasa berbahasa Indonesia hanya saja orang-orang disini kadang berbahasa sunda
Sar. Tidak Usah khawatir” Ucapku sambil menepuk pundak Sari.
“Aku Asal Jawa, terimakasih Yul”, ucapnya melirik kearahku
Upacara bendera pun selesai. Selanjutnya aku dan Sari pergi ke kelas
untuk memulai pelajaran di hari pertama masuk sekolah.
Traaak….. Kudengar seperti ada benda yang terjatuh
Aku menoleh kebelakang , dan kulihat sebuah buku tulis bersampul coklat
dengan pita berwarna pink terjatuh tepat dibelakangku.
Tanpa aku berfikir lagi , ku ambilkan buku tersebut dan kuletakkan diatas
mejanya.
“Terimakasih”, ucap seorang siswa laki-laki yang wajahnya seperti orang
ambon itu
Entah kenapa aku merasa ada tatapan aneh yang ia tujukkan kepadaku.
Mungkin hari ini aku akan mengetahui apakah aku akan diterima dikelas ini.
Tetapi entahlah aku mengurungkan niatku untuk menanyakan nya.
Aku kembali mencari tempat duduk, aku dan Sari duduk dibangku paling
depan dekat dengan meja guru.
“Selamat Pagi anak-anak..Saya adalah walikelas kalian. Saya mengajar
mata pelajaran matematika. Selamat belajar dan semangat ya siswa-siswi bangsa
Indonesia dari kelas 10.4, saya harap kalian semua dapat belajar dengan tekun
agar bisa berprestasi nantinya dan membawa nama baik sekolah. Aamiin” Jelas
wanita cantik itu
Mndengar ucapan nya hatiku tersentak. Dapatkah aku menjadi salah satu
dari siswa yang akan berprestasi disini. Dapatkah aku menmanggakan Indonesia.
Negeri yang amat aku cintai ini. Dan akankah sebuah senyuman nan indah tercipta
di raut wajah abi dan umi. Entahlah. Tapi seketika itu muncul semangat yang
tiba-tiba berhembus dari ucapan wanita itu.
Saat tu kami belajar dengan hikmat sampai bel istirahat berbunyi.
“Wahai pemudi pemuda Indonesia, tangan bajumu singsingkan untuk
Negara….…”Berbunyilah bel istirahat dengan lantunan lagu wahai pemudi-pemuda
yang semakin membuat hati ini terperangah dan termotivasi
“Yul, ayo kita ke kantin.. aku gak bawa bekel hari ini” Ajak Sari dengan
lembut
“Ayo Sar kebetulan aku juga tidak membawa makan siang” Jawabku
Seketika sampai di depan kantin sekolah aku bertemu lagi dengan anak
laki-laki ambon itu, ia kembali menatapku dengan tatapan yang tidak biasanya.
Saat itu bel berbunyi dan seluruh siswa-siswi mempersiapkan diri untuk
pulang kerumah masing-masing.
Sesampainya dirumah..
“Assalamualaikum…Umi Uli pulang…”
Waalaikumsalam, anak umi sudah pulang rupanya. Bagaimana hari pertamamu
disekolah nak?” Tanya Umi penasaran
“Alhamdulillah Umi harinya menyenangkan. Uli punya teman baru umi
namanya Sari, dia pindahan dari Jakarta. Hanya saja….” Jawabku meragu
Uli, begitulah biasanya umi memanggilku. Hanya umi dan abi yang memanggilku demikian, ada seorang
lagi yang memanggilku seperti itu ya dia teman kecilku. hanya saja ia sudah lama
pergi ikut dengan orang tuanya ke Bengkulu. Umi pun melanjutkan perbincangan.
“Ada apa dengan anak umi ini?
Apa yang menggnggu pikiranmu nak?”Tanya umi
“Uli bertemu dengan seorang anak laki-laki tetapi ia selalu saja menatap
uli dengan tatapan yang aneh umi, aku khawatir umi” Tegasku kepada umi
“Jangan khawatir, mungkin itu hanya perasaan mu saja . Umi yakin mereka
akan menerima uli. Sini peluk umi.”Jelas Umi menenangkanku
Jawaban umi cukup menenangkanku.Akupun kembali ke kamar dan mengerjakan
tugas yang telah diberikan oleh ibu guru.
“Selamat pagi anak-anak, ibu ingin menyampaikan mengenai info pentas
seni yang akan diadakan di sekolah kita kurang lebih 1 bulan yang akan datang.
Akan diadakan beberapa lomba seni diantaranya tari tradisional, menyanyi solo,
menyanyi grup, band, puisi, pidato, pencak silat dan yang lain nya. Bagi yang
ingin mengikuti lomba silahkan mendaftar ke panitia.” Jelas Bu guru
“Wah ada lomba menyanyi Yul, aku ingin daftar. Kamu ingin ikut lomba apa
?” Tanya Sari
Sejenak hatiku terdiam seakan ingin menjawab pertanyaan sari namun
sekali lagi hatiku meragu, entah harus bagaimana aku menghilangkan keraguan
ini.
“eeeeemmm, aku masih bingung. Mungkin nanti aku pikir-pikir dulu ya”
Jawabku
Ditengah perjalanan pulang aku berfikir tentang perkataan kakek saat aku
masih kecil dulu. Sambil ku langkahkan kaki ini menuju rumah, teringat saat
kakek masih terlihat bugar dan duduk disampingku sambil bercerita.
“Kau tau tidak, dulu kakek pernah menjadi atlet Indonesia? Padahal saat
itu kakek baru berumur 18tahun.” Ucap kakek
“Wah kakek hebat. Kakek menjadi atlet apa waktu umur kakek 18 tahun? Apa
aku bisa seperti kakek menjadi anak yang membanggakan bagi Indonesia ini?”
Tanyaku
“Tentu saja Yuli bisa. Yuli kan cucu kakek satu-satunya. Kakek yakin
Yuli bahkan bisa jauh lebih hebat daripada kakek waktu muda. Yuli jangan
khawatir, Yuli masih muda masa depan masih panjang, Yuli sendiri yang dapat
menentukan jalan Yuli. Jangan pernah patah semangat yah cucu kakek yg paling
cantik ini.” Ucap kakek sambil memelukku
“Tapi kek yuli kan tidak seperti orang normal lain nya, apa bisa mebawa
nama Indonesia dengan keadaan seperti ini?” Tanyaku sambil meneteskan air mata
“Yuli jangan takut, ada allah swt
disetiap langkah mu, kakek tau yuli
ingin menari di depan banyak orang tanpa
kurang sdikit pun. Tapi ingat, kita hanya manusia yang bisa berusaha dan
menerima keadaan kita. Kakek yakin Yuli bisa membanggakan Indonesia karena Yuli
cucu kakek yang paling hebat” Ucap kakek dan kembali memelukku
“Iya kek Yuli janji suatu hari nanti saat sudah besar, Yuli akan menari
di depan seluruh penonton dalam keadaan apapun itu agar bisa membanggakan
Indonesia,dan melanjutkan perjuangan kakek.
Kakek janji ya akan duduk di bangku paling depan dan melihat Yuli ya
kek?” Tanyaku kepada kakek
“Iya kakek janji akan melihat Yuli” Jawab kakek
Sejak saat itu aku bertekat akan menyalurkan bakat yang aku miliki. Aku
sangat suka menari, sejak kecil aku sering mengikuti lomba namun terkaang
kondisiku lah yang tidak memungkinkan aku untuk mengikuti lomba. Aku tak pernah
patah semangat karena ada umi, abi, dan kakek yang selalu mendukungku.
Aku ingin seperti kakek menjadi seorang warga Negara Indonesia yang bisa
membawa nama baik Negaranya. Kakeklah semangatku. Namun sejak kepergian kakek,
aku seperti kehilangan sebelah sayapku yang selalu menopang saat aku terbang
berkelana. Kakek terkena struke berat sejak aku duduk dibangku smp. Tapi
kata-kata kakek tidak pernah luput dari ingatanku.
“Uli hati-hati kalau jalan jangan melamun”, Ucap suara mengagetkanku
Ternyata si ambonlah yang memanggilku demikian. Terfikirkan olehku
mengapa ia memanggilku Uli bukankah hanya Umi dan Fajar sahabat kecilku yang
memanggilku begitu. Si ambon itu biasa dipanggil barok di kelas.
“eemmmm…terimakasih. Maaf, mengapa barok memanggiku uli? Hanya saja
sungguh jarang sekali yang memanggillku seperti itu”Tanyaku pada barok
“Maaf ya kalau aku mengagetkanmu, ya aku mengetahui panggilan itu dari
Fajar.”Jelas barok
“Fajar? Kau kenal dengan Fajar? Dimana dia
sekarang, sungguh sudah lama aku tak melihatnya.” Ucapku pada barok
“Fajar ada di Bengkulu , ia adalah sahabat
karibku saat aku pernah tinggal di Bengkulu bersama orangtuaku dulu. Ia sering bercerita tentangmu. Tentang
keunikan seorang gadis yang lengan nya sudah tidak seperti orang normal lain
nya. Karena itu aku sering memperhatikanmu. Oia, Bulan depan Fajar akan pergi
ke Jakarta untuk mewakili Bengkulu di acara SEAGAMES bidang renang Yul ” Jelas Barok dengan bangga.
“Pantas saja, kupikir kau akan mentertawakan
keadaanku rok dengan keadaan tanganku yang cacat, Fajar? Sungguh hebat sahabat
kecilku itu sudah dapat mewakili kotanya untuk mengikuti lomba renang. Andai
aku bisa mengkuti langkahnya dan dapat membawa nama baik Sukabumi ke mata
dunia. Bahkan bukan hanya Sukabumi tapi Indonesia negeri yang amat aku cintai”
Ucapku kepada Barok
“Kudengar kau amat pandai menari Yul, kenapa
kau tidak mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba pentas seni sekolah? Konon
katanya pemenangnya yang akan mewakili Sukabumi dalam pembukaan acara SEAGAMES yang
akan diadakan di Indonesia bulan depan.
“Aku pernah gagal karena keadaan tanganku ini,
apa kalau aku mencobanya aku akan gagal lagi dan mereka akan memandangku?”
Ucapku
“Sungguh beruntungnya dirimu Yul, ku dengar
kau pernah menjuarai beberapa perlombaan tari, hanya saja dirimu yang kurang
percaya diri dengan keadaan mu. Aku yakin kau pasti bisa Uli”. Ucap fajar
sambil tersenyum
Sejenak
ucapan Fajar mejadi titik tolak kembalinya semangat untuk melanjutkan mimpiku
dan kakek.Ya, aku akan mengikuti lomba di acara pentas seni sekolah dan aku
akan pergi mewakili Sukabumi di acara pembukaan SEAGAMES dan akan bertemu Fajar.
Demi Indonesia, apapun keadaanku sekarang aku harus tetap bersemangat.
Tanggal 25 Januari acara pentas seni sekolah
dilaksankan dan aku adlah salah satu dari peserta lomba. Ingin rasanya
jantungku ini berdegup dengan cepat saat dan namaku dianggil untuk menunjukan
sebuah tarian daerah yang akan di lombakan nantinya . Senyuman mengawali
gerakanku dalam tiap gerakan. Seakan merasa bahwa akulah seorang yang sedang
menari di depan kakek. Teringat olehku akan janji kakek yang akan melihatku di
bangku paling depan. Tak kulihat kakek disana. Namun saat tanganku yang cacat
ini mulai menggerakan jemariku, ku lihat sebuah cahaya yang amat terang
bersinar di depan panggung tempatku menari.
Mungkin itu kakek yang sedang melihatku, tak sadar pertunjukan sudah selesai dan
tinggal menunggu pengumuman .
Dag.. dig..dug , bagaikan bedug yang sedang
dipukul seperti itulah rasanya hatiku yang campur aduk. Tepat pukul 17.00
pembawa acara akan mengumumkan pemenang lombanya. Aku Sari, Barok dan teman
teman lain nya duduk sambil menunggu pengumuman dengan hati yang campur aduk.
“Yuli aku yakin kaulah yang akan mewakili
Sukabumi.” Ucap Sari menyemangatiku
“Sungguh aku tidak layak Sar, aku hanya gadis yang
berkeinginan mewujutkan impian ku untuk membawa nama baik Indonesia.” Jawabku
“Yul, bagaimana jika kaulah pemenangnya? Kau
akan bertemu Fajar di acara SEAGAMES nanti, ku harap kaulah pemenangnya Yul.
Karena tarian mu tadi membuat para penonton terkesima.” Ucap Barok meyakinkanku
“Selamat Sore, teman-teman semua. Sore ini Ibu
akan memgumumkan pemenang acara pentas seni sekolah kita yang tercinta ini. Ada
beberapa cabang olahraga dan seni yang nantinya sebgai juara pertama kalian
akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara pembukaan SEAGAMES yang akan
diselenggarakan di Indonesia dan dapat membanggakan sekolah kita ini dan tentu saja membanggkan Indonesaia.”
Ucap Ibu Amira walikelasku tercinta
Saat beberapa pemenang lomba telah dibacakan,
giliran lomba tarilah yang akan diumumkan siap pemenangnya. Pemenang ketiga dan
kedua pun telah diumumkan dan tak juga kudengar namaku disebut. Apalah yang
diharapkan dari gadis cacat sepertiku.
“ Ibu akan mengumumkan pemenang juara satu
lomba tari yang akan mewakili sekolah
kita tercinta ini ke acara pembukan SEAGAMES, dan pemenagnya adalah……” ucap Ibu
Amira mendebarkan
“ YULIA MAHARANI” Ucap suara itu dengan
lantang
Entah apa yang aku dengar itu salah atau tidak
yang jelas aku disuruh maju keatas panggung dan memang benar itu adalah namaku
yang dipanggil oleh bu Amira.
Berdiri aku menatap seluruh warga sekolah
diatas panggung sambil menggenggam sebuah piala bertuliskan “JUARA 1 Udiberikan
kepada YULIA MAHARANI”.
Semua teman-teman memberikan ucapan selamat
bagiku. Guruku mengatakan bahwa seminggu lagi aku akan mengikuti pelatihan
untuk mengikuti acara pembukaan SEAGAMES.
“Umiiiii….Abiiii Uli pulang…” Ucapku
terburu-buru
“Ada apa ini anak Abi pulang sambil berteriak
seperti itu?” Tanya abi penasaran
“Abi lihat ini apa yang Uli bawa? Ini piala
buat abi dan umi. Uli menang lomba tari abi, Uli akan pergi ke Jakarta bertemu
Fajar Abi.” Ucapku kepada abi dengan gembira
Abi tidak suka Uli masih mamaksakan diri. Abi
khawatir kalau-kalau Uli terjatuh lagi dan akan berbahaya bagi kondisi anak abi
ini.” Ucap abi melarangku
“Tapi abi, uli akan meawakili Sukabumi di
acara pembukaan SEAGAMES , Uli sangat ingin mewakili Indonesia, menari di depan
banyak orang dan menjadi anak Indonesia yang berprestasi seperti kakek. Ini
janji Uli abi untuk umi, abi dan kakek.” Jelasku kepada Abi
“Bi, mengapa abi melarang Uli? Umi yakin Uli
akan bisa membanggakan Indonesia. Anak umi ini hebat bi. Uli tnang saja umi
akan dukung.” Sambung umi menyemangatiku
“Baiklah abi akan merestui Uli, tapi Uli harus
janji kalau Uli sudah menjadi anak bangsa yang berprestasi jangan pernah
sombong. Abi hanya khawatir. Abi saying Uli” Ucap abi sambil memelukku
“Terimakasih Abi, terimakasih Umi.” Jawabku
sambil memeluk abidan umi
Hari ini acara SEAGAMES akan dilaksanakan aku
sangat bangga, karena banyak anak Indonesia yang berasal dari berbagai daerah
akan bertanding dan unjuk diri dengan bakat yang amat beraneka ragamnya. Apakah
hari ini aku akan bertemu Fajar. Semua terpaut di pikiranku yang amat bahagia
ini.
Acara pembukaan SEAGAMES berlangsung dengan
meriah. Aku menari dengan 5 orang beruntung lain nya dalam acara pembukaan itu.
Mereka berasal dari berbagai dareah. Acara itu berlangsung sampai sore. Tak jua
aku bertemu dengan Fajar.
Aku pun pulang kembali ke Sukabumi sambil
membawa sebuah piagam penghargaan. Begitu bangganya aku dapat menari di depan
banyak orang.
Sesampainya dirumah sesuatu mengagetkanku. Aku
melihat seseorang duduk bersama abi dan umi entah siapa orang itu. Saat itu aku
mengucapkan salam dan melihat wajahnya. Muka nan bersinar itu sudah lama sekali
tak ku lihat.
“Uli apa kabar?” Tanya nya kepadaku
“Fajar? Kau kah itu? Alhamdulillah aku
baik-baik saja.” Jawabku
“Iya ini aku Fajar, sungguh rindu aku pada Uli.
Banyak sekali yang ingin aku ceritakan pada anak Indonesia yang cantik dan
berprestasi ini.” Ucap Fajar kepadaku
“Fajar, Uli juga amat merindukanmu. Seharusnya
Uli yang bangga dengan fajar karena Fajar yang mewakili Indonesia dalam lomba
renang di acara SEAGAMES kan? Sungguh hebat dirimu.” Ucapku tersenyum kepada
Fajar
“Sudah-sudah hayu anak umi dan abi
bersiap-siap , fajar juga ya kita akan sholat berjamaah.” Ucap abi kepada aku
dan Fajar
Ku lihat piagam ku dan piala yang aku
dapatkan. Sebuah senyum terpancar di raut wajahku. Aku sudah mencapai mimpiku
untuk terus menari. Menjadi anak bangsa yang berprestasi. Bahkan dengan
kejadian ini aku dapat bertemu lagi dengan Fajar.
Umi, abi, kakek , fajar, semua teman-teman ,
keberhsilan ini untuk kalian semua. Satu yang tak pernah luput dari ingatanku.
INDONESIA ini semua ku persembahkan untukmu. CINTAKU INDONESIAKU.