PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
A. Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Rangkaian kebijaksanaan pokok dalam pembangunan di bidang pendidikan dan
pembinaan generasi muda dalam Repelita II mencakup sejumlah kegiatan lanjutan, perluasan
dan pe*ningkatan berbagai usaha selama Repelita I. Hal ini dilaksanakan dalam
rangka pemecahan keseluruhan masalah yang mendesak secara lebih mendasar.
Masalah-masalah di bidang pen*didikan dan pembinaan generasi muda antara lain
menyangkut perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan, keserasian (relevansi) pendi*dikan dengan kebutuhan
pembangunan, tepat guna dan hasil guna pengelolaan sistim pendidikan,
peningkatan dan perluasan pendidikan luar sekolah, pembinaan generasi muda pada
umumnya, pembinaan olah raga, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda. Berbagai masalah tersebut
berkaitan satu sama lain sehingga keseluruhan kebijaksanaan dalam mengatasinya
secara lebih mendasar dengan sendirinya merupakan suatu kebulatan pula.
Langkah-langkah kebijaksanaan yang digariskan dalam Repelita II telah
mengarahkan penyusunan program-program utama untuk mencapai sasaran-sasaran
pokok di bidang pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui
pelaksanaan rencana tahunan. Garis-garis kebijaksanaan terse-but antara lain
adalah sebagai berikut:
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar sebagai pencerminan dari
azas keadilan sosial ditujukan terutama pada Sekolah Dasar, yaitu dengan
membangun gedung-gedung SD baru yang dapat menjamin perluasan daya tampung SD
untuk 85% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun yang pada akhir Repelita II
diperkirakan berjumlah 23,0 juta. Sehubungan dengan ini, perhatian khusus
diberikan pula pada penyediaan guru guru SD yang bermutu dalam jumlah yang
memadai sesuai dengan perluasan kesempatan belajar pada SD.
Demikian pula kesempatan belajar pada sekolah lanjutan pertama bagi lulusan
SD akan diperbesar dengan sekaligus memperhitungkan kenaikan proporsi lulusan
SD yang ingin me*lanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada
tingkat sekolah lanjutan atas, khususnya daya tampung Sekolah Pendidikan Guru
(SPG) akan ditingkatkan sesuai dengan kebijaksanaan perluasan pendidikan dasar
yang memerlukan guru tambahan. Dalam pada itu kapasitas Sekolah Teknik Menengah
(STM) dan sekolah-sekolah kejuruan lainnya akan ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan terhadap tenaga trampil dan bermutu. Selanjutnya, pada tingkat
pendidikan tinggi, perluasan kesempatan studi akan lebih diarahkan kepada
bidang-bidang studi tertentu yang selama ini relatif belum mencukupi.
Dalam pada itu, kebijaksanaan pemerataan kesempatan belajar ditunjang pula
oleh kebijaksanaan pengadaan berbagai jenis beasiswa di semua jenis dan tingkat
pendidikan, terutama untuk para pelajar dan mahasiswa yang berbakat atau mampu
berprestasi namun keadaan sosial ekonominya relatif lemah.
B. 2 pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
- Generasi Muda sebagai
Subyek
Generasi Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan
serta landasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi bangsa, dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan
nasional.
- Generasi Muda sebagai
Obyek
Generasi Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang
mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan
belum dapat mandiri secara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara serta pembangunan nasional.
C. Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain
[3] :
a. Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di
kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah
putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan
generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
d. Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran / setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan
mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan
laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem
sosial lainnya.
e. Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan
kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut
disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan
menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
f. Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan
masyarakat daerah pedesaan.
g. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan
keluarga.
h. Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
i. Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
D. Potensi Generasi Muda
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah Amerika Serikat, para
mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai
motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide / gagasan
yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada
teknologi mereka sendiri. Untuk mengembangkan ide-ide / gagasan-gagasan itu,
Institut Teknologi Maschussets (MIT) Universitas Oregon dan Universitas
Carnegie Mellon (CMU), telah membuat proyek bersama berjangka waktu lima
tahunan, melibatkan sekitar 600 mahasiswa dan 55 anggota fakultas dalam
program-program belajar dan membaharu dalam wadah Nasional Science Foundation
(NSF), di masing-masing pusat inovasi universitas-universitas tersebut. Hasil
yang dicapai proyek itu : Lebih dari dua lusin produk, proses atau pelayanan
baru telah dipasarkan dan menciptakan hampir 800 pekerjaan baru, dan memperoleh
hasil penjualan sebesar $46,5 juta (Kingsbury. Louise, 1978:59) [3].
Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah dikembangkan pula di
negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan. Jerih
payah dan ketentuan para inovator pada sektor teknologi industri itu membawa
negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan sebagai negara-negara yang
berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan potensi tenaga muda
agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas
tinggi.
Sumber : www.google.com , http://diananuramalina.ngeblogs.com/2011/10/03/pemuda-dan-sosialisasi/ , http://ajinovyanw.blogspot.com , www.Wikipedia.com , http://vdlie.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar