3BINTANG |
3BINTANG
Kadang aku berfikir
tak ada seorangpun yang akan mengetahui dengan siapa dia akan bertemu dan jalan
hidup seseorang tidak ada yang tahu hanya Yang Maha Kuasa lah yang akan selalu
menentukan jalan terbaik dalam kehidupan setiap umatnya. Aku teringat dengan
kisahku yang membawaku pada suatu ujung jalan yang bersinar terang. Dan
ditempat itulah aku menemukan dua bintang yang menjadi inspirasiku, bintang itu
ialah sahabat-sahabatku. Gemercik embun dan suara kicauan burung semakin terasa
melengkapi suasana bahagia hatiku serta sinar matahari pagi yang turut
mengiringi langkahku menuju sekolah yang sangat aku idam-idamkan. Pagi itu
pukul 06.45 saat itulah bel hari pertama masuk sekolah berdering. Semua siswa/siswi
SMA Negeri 4 Bekasi tahun ajaran baru 2009-2010 berlarian ketengah lapangan
untuk melaksanakan upacara bendera untuk pertama kalinya. Saat itulah aku yang
merupakan gadis yang mulai memasuki dunia remaja bertemu dengan teman-teman
yang berasal dari berbagai smp. Aku biasa dipanggil Ana. Aku mempunyai 1 orang
kakak perempuan dan seorang adik perempuan. Sejak kecil sampai sekarang aku
sangat gemar menggambar. Aku sangat suka dengan warna pink namun takut dengan
hewan serangga seperti kecoa. Aku sangat suka computer dan hal hal yang terkait
dengan computer. Aku juga senang membaca, sehingga saat smp tempat favorite ku
adalah perpustakaan. Saat sedang berdiri sesuatu mengagetkanku,
“Hei, maaf boleh
aku minta tolong”. ucap suara yang sepertinya tak asing bagiku
Saat aku menoleh
kebelakang aku tersentak karena orang itu adalah sahabat kecilku saat sd
namanya Eka. Ia pun terkejut dan langsung memeluku. Sudah lama aku tidak
bertemu dengan eka semenjak ia pindah ke Semarang.
“Ana, benarkah ini
kamu? Aku gak nyangka kita ketemu lagi disini, kamu semakin cantik dan tinggi
ana”. ujarnya dengan nada bahagia
“Iya Eka, ini aku
Ana, Eka juga semakin cantik sekarang tapi lebih kurus”. Jawabku dengan
penuh rasa bahagia
Aku dan eka pun
segera mengikuti upacara bendera yang berlangsung dengan hikmat.
Saat diumumkan
penentuan kelas ternyata aku dan Eka satu kelas. Tentunya kami memutuskan untuk
duduk bersama di kelas X.4. Eka memang sedikit pemarah namun ia gadis yang
rajin dan tak bosan bosannya memberi aku nasehat apabila aku melakukan hal yang
salah. Sejak itulah persahabatan aku dan eka semakin erat.
Suasana kelas yang
ramai dan dipenuhi dengan siswa baru yang saling berkenalan satu sama lainnya
membuat suasana semakin mengasyikan. Tak terasa bel istirahat berbunyi aku dan
eka memutuskan untuk jajan ke kantin.
Tanpa aku sadari
saat aku dan eka jajan di kantin aku bertemu dengan seseorang ia adalah sahabatku
saat aku smp. Namanya Adi. Adi adalah sahabatku yang tidak banyak ngomong, ia
ramah dan pintar. Ia selalu santai dalam menghadapi permasalahan yang ada
sehingga adi dikenal bersifat cuek namun sebenarnya kalau kita sudah mengenal
dan memahaminya ia bahkan terlihat sangat perduli. Adi tidak serajin eka, namun
aku yakin suatu hari nanti ia akan menjadi bintang yang bersinar. Saat itu ia
menyapaku dari kejauhan.
“Ana, kamu dikelas
berapa? Aku X.6”. Tanya Adi
“Hei di, aku di
kelas X.4,ketemu lagi ya kita”. Jawabku dengan senyum
Akupun mengenalkan
Adi kepada Eka, dan akhirnya kami bertiga menjadi sahabat karib sejak saat itu.
Kami sering jalan
bersama, belajar bersama, dan saling berbagi pengalaman. Karena aku suka ke
perpustakaan eka dan adi pun juga jadi sering ke perpustakaan sehingga kami
sangat sering membaca buku dilantai bawah dekat pojok kanan rak yang ada
diperpustakaan. Disanalah biasanya kami bercerita ketika ada jam kosong. Saat
kelas 2 SMA, kami pernah saling berjanji apabila bila sudah bessar nanti kami
akan dating kembali kesekolah dan menjadi orang yang sukses. Aku berkeinginan
masuk jurusan system informasi, adi ingin jadi teknik sipil, dan eka ingin
menjadi perancang tata kota. Saat sedang mengobrol di perpus adi pernah
berkata,
“Aku ingin suatu
hari nanti kita bertiga akan menjadi bintang yang akan selalu bersinar walaupun
dalam gelapnya malam, janji ? ” ujar adi berkaca-kaca sambil memandangku saat
itu
Mendengar perkataan
adi aku dan eka pun tersenyum dengan menjawab,
“Ya, kita Janjiiiiiiiiii”.
Jawabku dan eka dengan penuh semangat
Adi Ialah sahabatku
yang pantang menyerah. Terkadang tanpa ku sadari perkataan adi sering kali membayangiku dan menjadi suatu sumber semangat
yang menginspirasi. Ada kalanya aku berfikir adi cocok menjadi seorang
motivator.
Tanpa terasa kami
sudah duduk di kelas 3 SMA saat-saat dimana kami akan menentukan jalan kami
kedepannya yaitu untuk melanjutkan kuliah. Waktu pun terus berjalan sampai tiba
saatnya kami mengikuti berbagai test yang diadakan untuk memasuki perguruan
tinggi negri. Tes demi tes pun telah kami ikuti, namun takdir berkata lain aku
dan eka tidak diterima di universitas negri sesuai yang kita inginkan tetapi
adi berhasil diterima di universitas negeri yang berada di kota Malang dengan
jurusan teknik sipil. Aku bangga terhadap adi karena ia sangat bersemangat Aku
semakin yakin kalau adi memang akan menjadi bintang yang bersinar. aku bisa melihat
sinar itu diwajahnya saat ia bilang kepadaku ia diterima. Aku dan Eka tersentuh
bangga walaupun aku dan Eka tidak diterima, adi tak pernah menghina. Satu nasehat
adi yang selalu ku ingat,
“Kalian udah
berusaha, tapi jangan putus asa. Di sisi lain hidup ini bukan masalah cari
kuliahan aja kita hidup ga sesederhana itu. Kalian masih muda, perjalanan masih
panjang, walaupun nanti kalian diswasta jangan dengerin apa kata orang, tapi
kalian tunjukin walaupun di swasta kalian tetep kompeten dan bisa sukses tanpa
latar belakang kampus negeri”. Ujar Adi
Seketika itu aku
terdiam. Entah kagum atau apa tapi aku baru menyadari bahwa ia memeng jauh
lebih dewasa dan ia adalah bintang yang terang. Kata-katanya entah terpikir
darimana tapi itulah adi. curahan nasihat dan semangat selalu adi ucapkan untuk
aku dan eka, namun disisi lain yang paling menyedihkan ialah disaat eka
menangis didepanku dan bercerita bahwa keadaan ekonomi keluarganya sedang
bermasalah ia terancam tidak melanjutkan kuliah. Hal ini membuat eka harus
pindah ke yogja ikut bersama ayah dan ibunya untuk memperbaiki keadaan kondisi
keuangan keluarganya dan eka melanjutkan kuliahnya disana. Aku selalu mendoakan
yang terbaik untuk eka sahabatku .Ia tidak pernah putus asa, ia terus mencoba
sehingga pada suatu ketika aku mendengar bahwa ia berhasil mendapat beasiswa di
salah satu universitas swasta di Yogya walaupun dalam keadaan seperti itu. Saat
itu aku sadar bahwa eka pun merupakan bintang yang bersinar. Tapi apakah aku
juga merupakan bagian dari bintang itu? Terkadang aku berfikir, akankah aku
menjadi bagian dari kedua bintang yang paling terang itu? dan dapatkah aku memancarkan
sinarku bagi orang lain?
Tapi inilah hidup.
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Saat ini aku masih
melanjutkan studi di Universitas swasta yang ada di Bekasi. Aku berhasil kuliah
di jurusan yang aku inginkan. Aku berjanji pada diriku bahwa suatu hari nanti aku
akan mewujudkan perkataan adi dan aku akan berusaha bangkit dan akan aku buktikan
bahwa sinar itu ada pada diriku dan aku memang layak menjadi bagian dari
bintang-bintang yang amat bersinar itu. Aku pun berharap suatu hari nanti kita
bertiga akan kembali mengenang masa-masa itu ,dan sudah menjadi bintang-bintang
yang bersinar bagi orang lain.