Senin, 14 Januari 2013

3 BINTANG

3BINTANG

3BINTANG
Kadang aku berfikir tak ada seorangpun yang akan mengetahui dengan siapa dia akan bertemu dan jalan hidup seseorang tidak ada yang tahu hanya Yang Maha Kuasa lah yang akan selalu menentukan jalan terbaik dalam kehidupan setiap umatnya. Aku teringat dengan kisahku yang membawaku pada suatu ujung jalan yang bersinar terang. Dan ditempat itulah aku menemukan dua bintang yang menjadi inspirasiku, bintang itu ialah sahabat-sahabatku. Gemercik embun dan suara kicauan burung semakin terasa melengkapi suasana bahagia hatiku serta sinar matahari pagi yang turut mengiringi langkahku menuju sekolah yang sangat aku idam-idamkan. Pagi itu pukul 06.45 saat itulah bel hari pertama masuk sekolah berdering. Semua siswa/siswi SMA Negeri 4 Bekasi tahun ajaran baru 2009-2010 berlarian ketengah lapangan untuk melaksanakan upacara bendera untuk pertama kalinya. Saat itulah aku yang merupakan gadis yang mulai memasuki dunia remaja bertemu dengan teman-teman yang berasal dari berbagai smp. Aku biasa dipanggil Ana. Aku mempunyai 1 orang kakak perempuan dan seorang adik perempuan. Sejak kecil sampai sekarang aku sangat gemar menggambar. Aku sangat suka dengan warna pink namun takut dengan hewan serangga seperti kecoa. Aku sangat suka computer dan hal hal yang terkait dengan computer. Aku juga senang membaca, sehingga saat smp tempat favorite ku adalah perpustakaan. Saat sedang berdiri sesuatu mengagetkanku,
“Hei, maaf boleh aku minta tolong”. ucap suara yang sepertinya tak asing bagiku
Saat aku menoleh kebelakang aku tersentak karena orang itu adalah sahabat kecilku saat sd namanya Eka. Ia pun terkejut dan langsung memeluku. Sudah lama aku tidak bertemu dengan eka semenjak ia pindah ke Semarang.
“Ana, benarkah ini kamu? Aku gak nyangka kita ketemu lagi disini, kamu semakin cantik dan tinggi ana”. ujarnya dengan nada bahagia
“Iya Eka, ini aku Ana, Eka juga semakin cantik sekarang tapi lebih kurus”. Jawabku dengan penuh  rasa bahagia
Aku dan eka pun segera mengikuti upacara bendera yang berlangsung dengan hikmat.
Saat diumumkan penentuan kelas ternyata aku dan Eka satu kelas. Tentunya kami memutuskan untuk duduk bersama di kelas X.4. Eka memang sedikit pemarah namun ia gadis yang rajin dan tak bosan bosannya memberi aku nasehat apabila aku melakukan hal yang salah. Sejak itulah persahabatan aku dan eka semakin erat.
Suasana kelas yang ramai dan dipenuhi dengan siswa baru yang saling berkenalan satu sama lainnya membuat suasana semakin mengasyikan. Tak terasa bel istirahat berbunyi aku dan eka memutuskan untuk jajan ke kantin.
Tanpa aku sadari saat aku dan eka jajan di kantin aku bertemu dengan seseorang ia adalah sahabatku saat aku smp. Namanya Adi. Adi adalah sahabatku yang tidak banyak ngomong, ia ramah dan pintar. Ia selalu santai dalam menghadapi permasalahan yang ada sehingga adi dikenal bersifat cuek namun sebenarnya kalau kita sudah mengenal dan memahaminya ia bahkan terlihat sangat perduli. Adi tidak serajin eka, namun aku yakin suatu hari nanti ia akan menjadi bintang yang bersinar. Saat itu ia menyapaku dari kejauhan.
“Ana, kamu dikelas berapa? Aku X.6”. Tanya Adi
“Hei di, aku di kelas X.4,ketemu lagi ya kita”. Jawabku dengan senyum
Akupun mengenalkan Adi kepada Eka, dan akhirnya kami bertiga menjadi sahabat karib sejak saat itu.
Kami sering jalan bersama, belajar bersama, dan saling berbagi pengalaman. Karena aku suka ke perpustakaan eka dan adi pun juga jadi sering ke perpustakaan sehingga kami sangat sering membaca buku dilantai bawah dekat pojok kanan rak yang ada diperpustakaan. Disanalah biasanya kami bercerita ketika ada jam kosong. Saat kelas 2 SMA, kami pernah saling berjanji apabila bila sudah bessar nanti kami akan dating kembali kesekolah dan menjadi orang yang sukses. Aku berkeinginan masuk jurusan system informasi, adi ingin jadi teknik sipil, dan eka ingin menjadi perancang tata kota. Saat sedang mengobrol di perpus adi pernah berkata,
“Aku ingin suatu hari nanti kita bertiga akan menjadi bintang yang akan selalu bersinar walaupun dalam gelapnya malam, janji ? ” ujar adi berkaca-kaca sambil memandangku saat itu
Mendengar perkataan adi aku dan eka pun tersenyum dengan menjawab,
“Ya, kita Janjiiiiiiiiii”. Jawabku dan eka dengan penuh semangat
Adi Ialah sahabatku yang pantang menyerah. Terkadang tanpa ku sadari perkataan adi sering kali  membayangiku dan menjadi suatu sumber semangat yang menginspirasi. Ada kalanya aku berfikir adi cocok menjadi seorang motivator.
Tanpa terasa kami sudah duduk di kelas 3 SMA saat-saat dimana kami akan menentukan jalan kami kedepannya yaitu untuk melanjutkan kuliah. Waktu pun terus berjalan sampai tiba saatnya kami mengikuti berbagai test yang diadakan untuk memasuki perguruan tinggi negri. Tes demi tes pun telah kami ikuti, namun takdir berkata lain aku dan eka tidak diterima di universitas negri sesuai yang kita inginkan tetapi adi berhasil diterima di universitas negeri yang berada di kota Malang dengan jurusan teknik sipil. Aku bangga terhadap adi karena ia sangat bersemangat Aku semakin yakin kalau adi memang akan menjadi bintang yang bersinar. aku bisa melihat sinar itu diwajahnya saat ia bilang kepadaku ia diterima. Aku dan Eka tersentuh bangga walaupun aku dan Eka tidak diterima, adi tak pernah menghina. Satu nasehat adi yang selalu ku ingat,
“Kalian udah berusaha, tapi jangan putus asa. Di sisi lain hidup ini bukan masalah cari kuliahan aja kita hidup ga sesederhana itu. Kalian masih muda, perjalanan masih panjang, walaupun nanti kalian diswasta jangan dengerin apa kata orang, tapi kalian tunjukin walaupun di swasta kalian tetep kompeten dan bisa sukses tanpa latar belakang kampus negeri”. Ujar Adi
Seketika itu aku terdiam. Entah kagum atau apa tapi aku baru menyadari bahwa ia memeng jauh lebih dewasa dan ia adalah bintang yang terang. Kata-katanya entah terpikir darimana tapi itulah adi. curahan nasihat dan semangat selalu adi ucapkan untuk aku dan eka, namun disisi lain yang paling menyedihkan ialah disaat eka menangis didepanku dan bercerita bahwa keadaan ekonomi keluarganya sedang bermasalah ia terancam tidak melanjutkan kuliah. Hal ini membuat eka harus pindah ke yogja ikut bersama ayah dan ibunya untuk memperbaiki keadaan kondisi keuangan keluarganya dan eka melanjutkan kuliahnya disana. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk eka sahabatku .Ia tidak pernah putus asa, ia terus mencoba sehingga pada suatu ketika aku mendengar bahwa ia berhasil mendapat beasiswa di salah satu universitas swasta di Yogya walaupun dalam keadaan seperti itu. Saat itu aku sadar bahwa eka pun merupakan bintang yang bersinar. Tapi apakah aku juga merupakan bagian dari bintang itu? Terkadang aku berfikir, akankah aku menjadi bagian dari kedua bintang yang paling terang itu? dan dapatkah aku memancarkan sinarku bagi orang lain?

Tapi inilah hidup. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Saat ini aku masih melanjutkan studi di Universitas swasta yang ada di Bekasi. Aku berhasil kuliah di jurusan yang aku inginkan. Aku berjanji pada diriku bahwa suatu hari nanti aku akan mewujudkan perkataan adi dan aku akan berusaha bangkit dan akan aku buktikan bahwa sinar itu ada pada diriku dan aku memang layak menjadi bagian dari bintang-bintang yang amat bersinar itu. Aku pun berharap suatu hari nanti kita bertiga akan kembali mengenang masa-masa itu ,dan sudah menjadi bintang-bintang yang bersinar bagi orang lain.






0 komentar:

Posting Komentar