Tema 2: PEMUDA DAN SOSIALISASI
PEMUDA DAN
SOSIALISASI
A. Pengertian Pemuda
Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu
merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab
yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga
dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan
pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram,
keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan
dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula
dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa
disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak
anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
B. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah istilah yang digunakan oleh sosiolog , psikolog sosial ,
antropolog , ilmuan politik dan pendidik untuk merujuk pada proses mewarisi dan
menyebarkan norma , adat istiadat dan ideologi . Ini mungkin menyediakan
individu dengan keterampilan dan kebiasaan yang diperlukan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat mereka sendiri; masyarakat berkembang budaya melalui
pluralitas norma bersama, adat istiadat, nilai-nilai, tradisi, peran sosial,
simbol dan bahasa. Sosialisasi demikian 'sarana yang kelangsungan sosial dan
budaya dicapai'. Sosialisasi, bagaimanapun, bukan normatif panjang: ia
menjelaskan proses yang mungkin atau mungkin tidak mempengaruhi refleksi agen ,
dan yang mungkin atau tidak dapat menyebabkan diinginkan, atau
"moral", hasil. Pandangan individu tentang isu-isu tertentu, seperti
ras atau ekonomi , dapat disosialisasikan (dan sampai batas yang normal) dalam
suatu masyarakat. Banyak teori-teori sosial-politik postulat sosialisasi yang
hanya memberikan penjelasan parsial untuk keyakinan manusia dan perilaku, bahwa
agen yang tidak 'papan tulis kosong' ditentukan oleh lingkungan mereka.
Penelitian ilmiah memberikan bukti kuat bahwa orang dibentuk oleh pengaruh
sosial dan mereka terprogram susunan biologis. genetik penelitian telah
menunjukkan bahwa seseorang lingkungan berinteraksi dengan genotipe mereka
untuk mempengaruhi hasil perilaku, sementara linguistik teori tata bahasa
generatif menunjukkan bagaimana seperti kapasitas untuk belajar sepanjang masa
perubahan seseorang sesuatu.
C. Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
INTERNALUSASI adalah perubahan dalam masyarakat. Sedangkan Sosialisasi
adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang
akan membentuk keperibadiannnya dilingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya
Internalisasi dan Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat. Maka tidak akan
ada perubahan dilingkungan itu.
Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada
dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu
melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada
norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau
proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional
saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi
(mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan
pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak
dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap
dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan
maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau
diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak
panjang dan lama.
Kedua kata atau istilah internalisasi dan Sosialisasi pada dasarnya
memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui
interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma
individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses
norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan
tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
D. Proses Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup, bermula
sejak lahir hingga mati. Proses sosialisasi itu terjadi dalam kelompok atau
institusi sosial di dalam masyarakat. Di antara kelompok atau institusi sosial
yang berperan penting dalam sosialisai anak adalah keluarga, kelompok sebaya,
sekolah dan media masa. Dalam masyarakat
tradisional sebagian besar sosialisasi terjadi dalam keluarga tetapi dalam
masyarakat yang sudah berkembang, anak-anak juga disosialisasi oleh sistem
pendidikan. Menurut Djumransjah (2006:146), sekolah adalah lembaga pendidikan
yang penting setelah keluarga, yang berfungsi membantu keluarga untuk mendidik
anak-anak, dimana pendidikan tersebut tidak didapatkan di lingkungan keluarga.
Sekolah tidak hanya mengajarkan membaca, menulis, berpikir ilmiah dan
keterampilan dasar lainnya, tetapi mengajarkan juga bagaimana cara murid itu
mengembangkan dirinya, mengevaluasi prestasi murid melalui kompetisi,
mendisiplinkan murid dan hal lainnya yang dianggap perlu bagi anak-anak untuk
memperoleh sukses dalam masyarakat yang semakin didominasi oleh persaingan
antar individu.
Sekolah mengajarkan tentang pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan
dikerjakan siswa tersebut ketika mereka dewasa, selanjutnya anak-anak mulai
belajar tentang peran pekerjaan itu di masyarakat dan kemudian mereka akan
mempelajari pekerjaan itu secara lebih formal. Sekolah juga mengajarkan tentang
bagaimana menjadi warga negara yang baik antara lain seperti: mempunyai rasa
bangga sebagai warga suatu komunitas atau negara, mempelajari sejarah dan
geografi bangsa dan lain-lain.
sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (Preparatory Stage) Tahap ini dialami sejak manusia
dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia
sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri.
2. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan
peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk
kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan
sebagainya.
3. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran
yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan
adanya kemampuan bermain secara bersama-sama.
4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas.
E. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan
terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang
lain dalam usia yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan
biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan
kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan
yang diambil masing-masing mahasiswa, yang berarti kemampuan akademik mahasiswa
dapat diandalkan sebagai salah satu asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga
merupakan sebuah entitas social yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari
segala jenis lapisan, sehingga dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk
memainkan peran aktif dalam kehidupan social kemasyarakatan. Peranan pemuda
dalam masyarakat
Masyarakat membutuhkan peran serta pemuda untuk kemajuan bersama.
Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan
untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan
dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi
dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi
pembangunan masyarakat. Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu
dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI,
lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana
kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum muda. kaum muda pula yang selalu
memberikan umpan balik yang kritis terhadap pongahnya kekuasaan.